Sekali empat taun,
Masih lebih sering
Bertemu Cinta Sejati
Biasanya,
Sekali seumur hidup
Sabtu, 27 Februari 2010
Jumat, 19 Februari 2010
Tanjakan Tjinta
Ah panas nian hari ini
Engkau bertanya pula,
Takkan kunanti bila kaw berpaling,
katamu,
Lewat mimpi tadi malam,
Hatiku masih kaw bawa,
Sejak malam itu di tanjakan cinta,
Kala purnama bersinar penuh,
Sudah 36 Purnama memang,
Sudah kucoba pula menemukan hatiku di tempat lain,
Kali ini tiada kelabu di Jogja,
Sungguh semuanya biru,
Namun tampak hijau,
Aku mengingatmu
Arghhh
36 purnama
Pasti lebih
Engkau bertanya pula,
Takkan kunanti bila kaw berpaling,
katamu,
Lewat mimpi tadi malam,
Hatiku masih kaw bawa,
Sejak malam itu di tanjakan cinta,
Kala purnama bersinar penuh,
Sudah 36 Purnama memang,
Sudah kucoba pula menemukan hatiku di tempat lain,
Kali ini tiada kelabu di Jogja,
Sungguh semuanya biru,
Namun tampak hijau,
Aku mengingatmu
Arghhh
36 purnama
Pasti lebih
Senin, 15 Februari 2010
Bacalah! (Iqro')
Nasihat pertama Nya,
Bacalah, Iqro'! Kata Nya
Maka hiduplah,
Dan bacalah
Baca bukumu, baca tulisan2 itu
Sampai akhir hayatmu,
Mudah, gampang, lewat!
Sudah semua,
Lalu Guruku menertawakan ku,
Bodoh! Kata Guruku
Biar semua buku kaw baca,
Tak akan kaw pintar dimata Nya
Secuil saja,
Bacalah yang lain juga,
Bacalah raut kesenangan seorang ayah ketika bayinya lahir,
Bacalah raut kesedihan seorang pelacur yang belum dapat pelanggan,
Bacalah raut kemarahan bumi yang kaw pijak, tak pernah kaw rawat
Perhatikan tanda baca yang tak terlihat,
Bukan seperti dalam tulisan,
Tapi titik yang belum datang ketika engkau masih hidup,
Koma yang diucapkan seorang bodoh yang tak terpelajar maka jangan lupa emas didapat dari mengaduk lumpur,
Tanda seru setiap kali kita kehilangan dan bencana datang,
Bacalah,
Jangan kaw lewatkan,
Bacalah dengan teliti, jgn lewatkan satu karakter pun,
Maka pasti,
Hanya Alhamdulillah
Yang mampu kaw ucap
Bacalah, Iqro'! Kata Nya
Maka hiduplah,
Dan bacalah
Baca bukumu, baca tulisan2 itu
Sampai akhir hayatmu,
Mudah, gampang, lewat!
Sudah semua,
Lalu Guruku menertawakan ku,
Bodoh! Kata Guruku
Biar semua buku kaw baca,
Tak akan kaw pintar dimata Nya
Secuil saja,
Bacalah yang lain juga,
Bacalah raut kesenangan seorang ayah ketika bayinya lahir,
Bacalah raut kesedihan seorang pelacur yang belum dapat pelanggan,
Bacalah raut kemarahan bumi yang kaw pijak, tak pernah kaw rawat
Perhatikan tanda baca yang tak terlihat,
Bukan seperti dalam tulisan,
Tapi titik yang belum datang ketika engkau masih hidup,
Koma yang diucapkan seorang bodoh yang tak terpelajar maka jangan lupa emas didapat dari mengaduk lumpur,
Tanda seru setiap kali kita kehilangan dan bencana datang,
Bacalah,
Jangan kaw lewatkan,
Bacalah dengan teliti, jgn lewatkan satu karakter pun,
Maka pasti,
Hanya Alhamdulillah
Yang mampu kaw ucap
Sabtu, 13 Februari 2010
Wangi Bunga
Kala rembulan tenggelam,
Tak mau belajar berenang,
Lalu,
Waktu berlalu,
Seharum wangi bunga,,,,
Apalagi yang tersisa?
Selalu kenangan
Tapi,
Mereka selalu muncul lagi :D
Bangunlah?
Tak mau belajar berenang,
Lalu,
Waktu berlalu,
Seharum wangi bunga,,,,
Apalagi yang tersisa?
Selalu kenangan
Tapi,
Mereka selalu muncul lagi :D
Bangunlah?
Rabu, 10 Februari 2010
Bangga pada Negri ku
Ah liat dia,
Tiap berkata selalu diselipi bahasa asing
Liat dia,
Pintar sekali menggambar manga
Liat dia,
Bangga sekali memakai hanbok
Liat dia,
Gemulai menari balet.....
Liat dia,
Merdu sekali menyanyikan lagu Jepun
Aku,
Masih saja pake surjan,
Masih saja pake blangkon,
Masih saja nembang,
Masih saja ndeso,
Aku masih bangga,
Dan
Ingin liat lagi,
Bangsaku
Bangga dengan dirinya.
Tiap berkata selalu diselipi bahasa asing
Liat dia,
Pintar sekali menggambar manga
Liat dia,
Bangga sekali memakai hanbok
Liat dia,
Gemulai menari balet.....
Liat dia,
Merdu sekali menyanyikan lagu Jepun
Aku,
Masih saja pake surjan,
Masih saja pake blangkon,
Masih saja nembang,
Masih saja ndeso,
Aku masih bangga,
Dan
Ingin liat lagi,
Bangsaku
Bangga dengan dirinya.
Jumat, 05 Februari 2010
Cinta Sejati
Cinta Sejati
Orang bilang datangnya waktu kita kehilangan...
Haaah, Yasudah
Alhamdulillah
:D
Orang bilang datangnya waktu kita kehilangan...
Haaah, Yasudah
Alhamdulillah
:D
Rabu, 03 Februari 2010
Upaya Manusia
Upaya manusia
Untuk diakui
Untuk dilihat
Untuk dikenal
Untuk didengar
untuk senyumnya
Untuk kepuasannya
Untuk kesenangannya
Sekolah ternama
Kuliah Luar Negeri
Kerja tempat bergengsi
Tak cukup?
Friendster
Facebook
Twitter
Memasang foto diri
Penuh senyuman, tak jarang pula keluhan
Isi Hati yang tak tersampaikan, rasa yang enggan dimakan waktu
Semua dipajang
demi
Untuk diakui
Untuk dilihat
Untuk dikenal
Untuk didengar
Upaya Manusia
Untuk diakui
Untuk dilihat
Untuk dikenal
Untuk didengar
untuk senyumnya
Untuk kepuasannya
Untuk kesenangannya
Sekolah ternama
Kuliah Luar Negeri
Kerja tempat bergengsi
Tak cukup?
Friendster
Memasang foto diri
Penuh senyuman, tak jarang pula keluhan
Isi Hati yang tak tersampaikan, rasa yang enggan dimakan waktu
Semua dipajang
demi
Untuk diakui
Untuk dilihat
Untuk dikenal
Untuk didengar
Upaya Manusia
Selasa, 02 Februari 2010
Memilih
Memilih
Sadar, saya yakin sebenarnya semua orang cukup sadar ketika mau memilih.
Sebelum jadi mahasiswa Hukum, sebelum jadi mahasiswa Sastra,
Sebelum jadi mahasiswa Teknik, sebelum jadi mahasiswa Kedokteran, sebelum masuk STAN, sebelum masuk STPDN
Sebelum mau bekerja jadi PNS dengan gaji kecil, sebelum mau bekerja di perusahaan swasta dengan peraturan perusahaan yang menyiksa.
Sebelum memutuskan melamar seorang wanita(atau menerima lamaran seorang pria), sebelum memutuskan untuk menikah, sebelum memutuskan untuk punya anak
Pasti kita memilih, dan sangat sadar akan konsekuensinya....
Dan akhirnya kita jatuhkan pilihan kita itu, dengan berbagai alasan :
Kepepet realita hidup
Kepepet umur
Sudah waktunya
Kehabisan jam
Tidak ada pilihan lain
Tidak bisa idealis lagi
Apalah, intinya kita sudah memilih..
Dengan pikiran kita sendiri
Dengan jelas dan sadar
Saya yakin itu bung/nona
Sadar, saya yakin sebenarnya semua orang cukup sadar ketika mau memilih.
Sebelum jadi mahasiswa Hukum, sebelum jadi mahasiswa Sastra,
Sebelum jadi mahasiswa Teknik, sebelum jadi mahasiswa Kedokteran, sebelum masuk STAN, sebelum masuk STPDN
Sebelum mau bekerja jadi PNS dengan gaji kecil, sebelum mau bekerja di perusahaan swasta dengan peraturan perusahaan yang menyiksa.
Sebelum memutuskan melamar seorang wanita(atau menerima lamaran seorang pria), sebelum memutuskan untuk menikah, sebelum memutuskan untuk punya anak
Pasti kita memilih, dan sangat sadar akan konsekuensinya....
Dan akhirnya kita jatuhkan pilihan kita itu, dengan berbagai alasan :
Kepepet realita hidup
Kepepet umur
Sudah waktunya
Kehabisan jam
Tidak ada pilihan lain
Tidak bisa idealis lagi
Apalah, intinya kita sudah memilih..
Dengan pikiran kita sendiri
Dengan jelas dan sadar
Saya yakin itu bung/nona
Langganan:
Postingan (Atom)
